Saat hidup yang terjalani terasa sia-sia. Saat hari-hari terasa sempit. Meski waktu begitu banyak tersisa, meski waktu masih ada yang tak terpakai. Tetapi yang terasa hanyalah himpit, sempit dengan sibuk-sibuk dunia. Astagfirullah. Hidup terasa tak lagi hidup. Hanya saling kejar satu sama lain antara tugas demi tugas, kewajiban demi kewajiban dan hak demi hak yang belum terpenuhi.
Apa ini semua adalah siksa ataukah cobaan bagi diri? Mungkin ini siksa, ini teguran. Tapi yakin ini merupa bukti cinta-Nya bahwa aku diingatkan untuk kembali pada-Nya.
Ada rasa tenang amat dalam, keadaan begitu nikmat disaat hidup berjalan dengan keteraturan. Hidup terasa mudah terkendali atas emosi dan ego. Ada di mana tilawah hal yang sangat dirindu, ada shalat sunah yang sangat ditunggu-tunggu. Lezatnya iman. Pernah air mata ini terjatuh tersedu saat mendirikan shalat. Aku rindu ya Rabb.
Terkadang ingin hidup ini dikembalikan lagi pada saat-saat itu, padahal semua manusia selalu diberikan lembaran-lembaran baru, selalu diberikan kehidupan baru. Ingin sekali berpindah tempat, dari kesibukan ini. Ingin sekali berada di lingkungan tenang dan penuh contoh agama. meski mungkin hanya aku sendiri saja yang mengasingkan diri.
Terkadang bingung harus diawali dari mana, terkadang sulit menentukan kapan harus memulai. Padahal, semua waktu itu ada untuk aku perbaiki. Padahal, hari selalu baru. Padahal, detik hadir selalu dengan kemurniannya.
Ini semua hanya karena rasa malas yang merajai. Ini semua hanya tak seriusnya yang aku geluti. Ini semua hanya karena miskinnya komitmen dan lemahnya iman. Astagfirullah.
Pandai sekali aku berkata pada mereka, sedang aku masih merasakan langkah yang kelu. Merasakan hidup yang penuh dengan sibuk pikuk. Merasakan hati yang seakan terhimpit. Aku harus banyak meminta maaf, karena aku terlalu pintar merasa pintar dan terlalu paham untuk merasa sok paham.
Rabb, berikan kekuatan untuk lezat keistiqomahan, karena Engkaulah yang kuasa atas hati, atas diri.
Terlihat istimewa padahal hina, terlihat tenang padahal jiwa meradang. Aku jauh dari semua yang mereka terka, mungkin hanya akulah yang pandai bersandiwara atau memang Engkau yang begitu cinta pada semua hamba hingga tertutup semua aibnya.
Hamba yang tak berdaya. Astagfirullah.
ConversionConversion EmoticonEmoticon