Engkau Lelaki Istimewa

Lelaki istimewa bukanlah yang perkasa perawakannya, itu hanya sebagian kecil elemen untuk menjadi seorang lelaki yang istimewa. Maksudku di sini adalah keistimewaan yang sangat berharga. Keistimewaan diri seorang lelaki di hadapan Rabb-Nya. Sungguh aku ingin menjadi lelaki yang istimewa itu.

Sepertiga malam yang begitu mencekam untuk sebagian besar lalaki. Tetapi engkau beranikan diri untuk berdiri, berrukuk, dan bersujud untuk melaksanakan tahajud. Bermesra dengan hening untuk mendoa bercerita dengan-Nya. Keluh kesah bahagia suka engkau bagi dengan-Nya. Oh, sungguh romantisnya engkau.

Engkau begitu tangguh mengalahkan nafsu di waktu subuh. Menantang kantuk demi untuk pergi berwudlu. Bergegas melemparkan selimut kenyamanan duniawi untuk mengisi hati dengan kehangatan ruhani. Bersujud pada Illahi.

Masih di waktu subuh, engkau berdzikr khusuk menyebutkan asma-asma suci-Nya. Melantunkan ayat-Nya dengan merdu nan syahdu. Engkau membuat dingin pagi menjadi hangat dan nyaman di hati. Engkau tak kalah dengan ayam jago dan burung yang meramaikan suasana pagi. Engkau memberikan keistimewaan tersendiri untuk pagi yang masih sepi.

Engkau tak pernah bergegas beraktifitas tanpa wudlu. Engkau mendawamkan wudlu, agar tetap suci dan terjaga dari rutinitas yang tak berarti. Melangkah dengan niat ibadah meski apapun itu pekerjaan baiknya. Sungguh engkau istimewa, begitu menjaga langkah agar keringat tak sia-sia.

Bertutur halus kala bertemu dengan tamu, bercakap indah jika bersama dengan kawan. Menghargai yang lebih tinggi, memberi kasih sayang kepada yang lebih awam. Sungguh engkau istimewa. Nyamannya orang-orang bukan karena parasmu yang rupawan tetapi sungguh itu dari akhlakmu yang menawan. Engkau, tetaplah seperti itu. Berusaha menanamkan akhlak mulia pada diri.

Engkau amanah, tidak melupakan tanggung jawab yang ditanggung. Berusaha melakukan yang terbaik untuk menjawab semua harapan orang-orang yang memberikan amanah. Jagalah amanah itu, karena itu sungguh sifat mulia Rasulullah yang harus engkau tauladani.

Tetaplah menjadi orang yang teratur, terstruktur, dan bersyukur. Waktumu tak lebih banyak dari tugas-tugasmu. Jadi tetaplah fokus pada tujuan yang telah tentu jangan engkau menoleh dulu pada hal yang tak bermutu.

Aku suka engkau yang selalu menuliskan list kerjamu, mencatat semua janjimu. Tataplah untuk beristiqomah karena di sanalah jiwamu. Engkau rapih, apik, dan suka yang terperinci.

Tanggunganmu tidak sedikit, ada dua adik yang masih duduk di bangku sekolah. Ada dua orang tua yang sudah mulai renta. Dan suadara-saudara yang harus engkau bantu untuk sejahtera. Maka tetaplah seperti itu, bekerja keras demi mereka. Tetaplah fokus pada tugas dan tanggung jawab.

Istimewa, sibuknya dirimu tak lupakan duha. Sejenak engkau luangkan waktu untuk berwudlu dan berangkat ke surau. Bersujud dalam duha dengan dihiasi tiawah Al-Quran yang indah memberikan sejuta berkah. Engkau tak pernah lupa, karena rezeki hanya ada di tangan-Nya. Engkau suka meminta, tetapi sah saja karena engkau meminta kepada-Nya.

Engkau ringan memberi kepada sesama, saudara. Berharap tindakan itu menjadi sekeping untuk celengan mendapatkan ridho-Nya. Engkau dasari itu semua dengan cinta. Bukan riya yang akan menggerogot suburnya pahala.

Berlelah tidak pernah menjadi sebuah masalah karena memang dunia merupa tempatnya berlelah-lelah. Tempatnya untuk berjuang menyiapkan bekal untuk kehidupan abadi. Dunia merupa tempat singgah yang tak harus kita miliki sepenuh hati karena sungguh tak akan engkau pangku ke akhirat nanti.

Ah, aku hanya seorang pemalas yang hanya bisa membaca keistimewaan dirimu. Berusaha menuliskannya agar aku bisa ikut melakukannya. Aku hanya lalaki yang sangat sering mengucapkan ‘nanti’. Tapi aku akan berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk memperbaiki kembali sikap yang tak berarti ini.

Engkau istimewa, aku ingin sepertimu yang senantiasa mentauladani Rasulallah.

Grey, Desember 29. 2014
Previous
Next Post »
Thanks for your comment